Assalamu'alaikum Wr Wb
“Tatkala kaum muslimin belum beberapa lama tiba di Madinah, mereka
berkumpul bersama-sama untuk shalat. Mereka kira-kirakan saja
kalau-kalau waktu sholat telah tiba, karena belum ada suatu cara untuk
memanggil orang banyak berkumpul ketempat shalat [masjid]. Maka pada
suatu hari mereka para shahabat bermusyawarah membicarakan hal itu.
Setengah diantara mereka mengusulkan……;
“Bunyikan saja lonceng seperti halnya orang Nashrani!”
Yang lain mengatakan, “Tiup seruling tanduk seperti orang Yahudi!”
Tetapi ‘Umar bin Khattab r.a mengusulkan, “Mengapa tidak kita suruh
seseorang untuk memanggil orang shalat?” Maka bersabda Rasulullah SAW:
“Hai Bilal, berdirilah! Panggil orang untuk shalat!” (Shahih Muslim:
326)
I. KAPAN ADZAN DISYARIATKAN?
[Lihat Dalam Shahih Ibnu Majah hadits No.586] Lafadz Adzan bukan
berasal dari Rasul melalui mimpi, tetapi berasal dari para shahabat
Nabi, keistimewaan para shahabat Nabi adalah, ia mampu mendapat wahyu
dari Allah.
II. HUKUM ADZAN & IQOMAT
Hukum mengumandang Adzan adalah Fardhu Kifayah, baik laki-laki atau
perempuan. Dengan syarat perempuan untuk jama’ah sesama perempuan dan
suara tidak di keraskan.
Hukum mendengarkan dan menjawab Adzan adalah SUNNAH (menurut Jumhur Ulama)
III. LAFAL ADZAN
Dengan 13 kalimat (sebagaimana tersebut dalam shahih Muslim, hadits: 329)
Dengan 15 kalimat (sebagaimana tersebut dalam shahih Ibnu Majah, hadits: 586)
Dengan 19 kalimat (sebagaimana tersebut dalam shahih Ibnu Majah, hadits: 587)
Dengan 22 kalimat (sebagaimana tersebut dalam shahih Ibnu Majah, hadits: 604)
IV. SUNAH DI DALAM ADZAN (YANG TERSEBUT DALAM SHAHIH IBNU MAJAH)
Hadist No 589: Dari Abu Juhaifah, ia berkata, aku mendatangi Rasulullah
SAW di Abthah, beliau beliau tengah berada di kubah merah. Lalu Bilal
keluar, kemudian mengumandangkan Adzan. Ia memutar badan saat beradzan
dan meletakkan dua jarinya dikedua telinganya.
Hadist No 59o: Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, BILAL TIDAK PERNAH
mengakhirkan Adzan dari waktu yang telah ditentukan, dan ia hanya
mengakhirkan beberapa saat waktu iqamat.
Hadist No 591: Dari Utsman bin Abu Al Ash, ia berkata,yang paling
akhir diwasiatkan Rasulullah SAW kepadaku adalah, hendaknya jangan
menjadikan Muadzin (orang yang mengumandangkan Adzan) mengambil upah
atas Adzannya.
V. KEUTAMAAN ADZAN DAN PAHALA BAGI MUADZIN
Hadist No 598 : Shahih Ibnu Majah: Dari Abu Hurairah, ia berkata,
aku pernah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muadzin akan
diampuni dosanya sejauh suaranya dan setiap yang basah dan kering akan
memintakan ampunan baginya meaksanakan shalat berjamaah, maka baginya
akan ditulis 25 kebaikan dan dihapus dosa-dosanya diantara waktu
sholat.”
Hadist No 599: Shahih Ibnu Majah, Dari Utsman bin Affan r.a., ia
berkata, aku pernah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
telah mendengar Adzan di masjid, kemudian ia keluar dan keluarnya
tersebut bukan untuk suatu keperluan, (melainkan) dia tidak ingin
kembali ke masjid, maka dia itu adalah orang MUNAFIK.”
Hadist No 337: Shahih Muslim, Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan r.a.,
katanya: “Seorang muadzin datang kepadanya memanggilnya shalat. Maka
jawab Mu’awiyah, “Aku mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Muadzin itu
paling panjang kuduknya (jadi pemimpin) kelak di hari kiamat”
VI. ADAB ADZAN
Sunnahnya dilakukan dengan berdiri.
Sunahnya Adzan dilakukan di tempat yang lebih tinggi, sebagaimana
tersebut dalam shahih Sunan Abu Dawud hadist No 519:Dari seorang wanita
Bani Najjar, ia berkata, “Rumahku adalah termasuk diantara rumah
tertinggi disekitar masjid. Bilal biasanya mengumandangkan Adzan subuh
diatasnya. Dia datang pada waktu sahur, lalu duduk diatas rumah itu
sambil memandang dan memperhatikan fajar kemudian Bilal mengumandangkan
Adzan. Katanya, “Demi Allah, sepengetahuanku Bilal belum pernah
meninggalkan walaupun satu malam.”(maksudnya beliau tidak meninggalkan
kalimat-kalimat ini ketika mengumandangkan Adzan)
Memalingkan wajah kekanan dan ke kiri, sebagaimana tersebut dalam
shahih Sunan Abu Daud hadist nomer 520: Dari Abu Juhaifah, ia berkata,
“Aku pernah mendatangi Nabi SAW di Abthah dan beliau sedang berada dalam
satu Qubah berwarna merah dari kulit, lalu Bilal keluar menyerukan
Adzan. Sedang aku memperhatikan mulut Bilal yang mengarah ke kanan dan
ke kiri.”
Disunahkan mengeraskan suara. Shahih Bukhari hadist No 345: Abu
Said Al Khudri r.a. berkata kepada Abdullah bin Abdurrahman “Kulihat
anda menyukai kambing dan dusun kecilmu. Karena itu, apabila anda sedang
berada di dekat kambing-kambingmu atau di dusunmu, dan anda hendak
Adzan shalat, maka keraskanlah suara Adzanmu itu, karena barangsiapa
mendengarkan Adzan, baik jin maupun manusia dan lain-lainnya, semuanya
akan menjadi saksi di hari kiamat nanti.” Begitulah kudengar dari
Rasulullah SAW.
VII. SUNAH MENJAWAB ADZAN & PAHALA-NYA
Disunahkan bagi yang menjawab Adzan untuk membaca do’a
sebagaimana yang tersebut dalam hadist Shahih Bukhari No 348: Rasulullah
SAW bersabda: “Siapa yang berdo’a sesudah mendengarkan Adzan dengan
mengucapkan “ALLAHUMMA ROBBA HADZIHID DA’WATIT TAMMATI WAS SHĂLATIL
QĂIMATI, ĂTI MUHAMMADAL WASĪLATI WAL FADHILATI WAB’ATSU MAQÁMAM MAHMUDAL
LADZI WA’ADTAHU,” maka niscaya kelak do’a tersebut menjadi penolong di
hari kiamat.
Dari Abu Sa’id al Khudri r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila kamu mendengar Adzan, maka ucapkan pulalah apa yang dibaca
muadzin itu.”
Dari ‘Abdullah bin “Amr bin ‘Ash r.a., katanya dia mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu mendengarMuadzin menyerukan
Adzan, maka ucapkan pulalah apa yang dibaca muadzin itu. Kemudian
bacalah Shalawat untukku, karena sesungguhnya orang yang bershalawat
bagiku, Allah memberi berkat kepadanya sepuluh kali. Sesudah itu
mohonkanlah bagiku kepada Allah ‘Al-wasilah’, yaitu suatu tempat di
surga yang hanya pantas ditempati oleh seorang hamba Allah. Aku
berharap, akulah yang akan menempatinya. Maka siapa yang memintakan
‘Alwasilah’ itu untukku, dia akan beroleh syafa’at (pembelaan) dariku.”
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash r.a., dari Rasulullah SAW., sabdanya:
“Siapa yang mendengar Muadzin menyerukan Adzan, lalu dia mengucapkan:
‘Asyhadu alla ilāha illallah wahdahu la syarikalah, wa anna Muhammadan
‘abduhu wa rasuluhu, radhitu billahi rabban, wa bi Muhammadin rasulan,
wa bil Islami dinan’ (Aku mengaku tidak ada tuhan selain Allah,
satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad hamba-Nya
dan Rasul-Nya, aku ridha Allah menjadi Tuhanku, Muhammad sebagai Rasul
dan Islam jadi agamaku), maka diampuni Allah dosa-dosanya.”
SETAN LARI BILA MENDENGAR ADZAN:
Dari Jabir r.a., katanya: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda:
‘Sesungguhnya, apabila setan mendengar adzan, dia lari hingga sampai ke
Rauha’.” (Rauha’, kira-kira 36 mil dari Madinah)
Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini
bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita sambut seruan Adzan dengan
bersegera melangkahkan kaki menuju masjid terdekat untuk melaksanakan
shalat berjama’ah, menjawab Adzan dengan ucapan serupa serta berdoa
& bershalawat untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, agar beroleh
syafa’at-nya di yaumil akhir kelak.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa
Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.
ماً إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِي
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
Wassalamu'alaikum Wr Wb