Inilah Alasan Mengapa Seorang Muslim Tidak Boleh Meniup Makanan & Minuman
Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga
kesehatan badannya supaya bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Karenanya dia berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan
pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan
dan minumanya serta menjaga adab-adab yang dituntunkan Islam.
Makan
dan minum seorang muslim tidak sebatas aktifitas memuaskan nafsu,
menghilangkan lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila
tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak
minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,
“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.”
Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa
memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak
bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di
antaranya dari Abu Qatadah, Nabishallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.”
(HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas,
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas
atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud
no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan juga
hadits Abu Sa’id al-Khudri radliyallah ‘anhu, Bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam melarang untuk meniup di dalam air minum.” (HR.
al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya)
Dalam Syarah
Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah
air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut
mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau
dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya
dan hal-hal semacam itu.”
Dalam Zaadul Ma’ad IV/325 Imam Ibnul
Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu
menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak
ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang
yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini
disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman.
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang dua
hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.
Apa Hikmahnya?
Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya.
Padahal dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami’na wa atha’na (kami
mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui
hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab
sesudah mencium hajar Aswad, “Sesungguhnya aku tahu engkau hanya
seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa
mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan menciummu.”
(HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)
Namun yang jelas
bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti
mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan
madharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah
syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila
belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur’an dan Sunnah
sudah mencukupi.
Di antara hikmah larangan meniup minuman yang
masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah
menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.
Sebagaimana yang
diketahui, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air
terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2
atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila
kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida
(CO2).
Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air
(H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang
berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.
Senyawa H2CO3 adalah
senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang
berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam
kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan.
Dari
sini juga semakin jelas hikmah dari larangan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung
satu gelas sambil bernapas di dalam gelas. Hal ini karena ketika kita
minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam
gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.